Jumat, 25 Februari 2011

Pragmatisme

Pernah seorang pejabat berpidato menyatakan bahwa sebaiknya kita menghindari cara-cara pragmatis dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam konteks pidato pejabat tersebut seolah pragmatisme merupakan sebuah cara yang negatif, haram hukumnya untuk dilakukan. Intinya kata tersebut sangat dihindari, orang-orang akan lebih bangga menggunakan kata "ideologis" dibandingkan "pragmatis"

Namun apakah sebenarnya pragmatisme itu? Cobalah anda googgling, tentu website wikipedia pasti menjadi salah satu entri teratas bukan? Keterangan dari Wikipedia menyatakan bahwa pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis.
Sebagai manusia, tentu kita tidak ingin repot. Apakah anda selalu ingin direpotkan dalam semua hal? Saya ragu akan hal tersebut. Pragmatisme dapat menyelesaikan permasalahan secara cepat. Namun mayoritas orang berpendapat bahwa pragmatisme yang berkaitan erat dengan keuntungan jangka pendek akan memberikan kerugian. Memang terkadang hal tersebut dapat memberikan kerugian. Perlu diperhatikan dalam beberapa konteks tersebut keuntungan jangka pendek justru tidak menimbulkan kerugian !
Menurut pendapat saya, sangatlah tidak elok ketika kita men cap bahwa pragmatisme adalah sesuatu hal yang buruk. Jelas bahwa pragmatisme juga dapat mendatangkan keuntungan. Secara ideal, pragmatisme dan ideologis seharusnya dapat digunakan secara bersandingan. Dimana pragmatisme dilakukan sebagai pembuka jalan ideologis. Sehingga pada akhirnya kesuksesan dapat terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar